Select Page

Dimanakah Indonesia dalam peta ekonomi dunia saat ini? Menurut data terakhir dari Bank Dunia, bila ukuran yang dipakai adalah Produk Domestik Bruto (PDB atau GDP), Indonesia kini merupakan negara terbesar ke-16 di dunia, persis di bawah Meksiko dan di atas Turki, Belanda, dan Swiss.

Bila ekonomi kita tumbuh 5% setiap tahun dalam dua tahun ke depan sementara Meksiko tetap tumbuh seperti saat ini (1.8%), maka bukan mustahil pada tahun 2020 Indonesia akan menggeser Meksiko di nomor 15. Bila dalam lima tahun ke depan ekonomi Indonesia tumbuh 6% setiap tahun, sementara Australia hanya tumbuh 1.8% per tahun seperti saat ini, bukan tidak mungkin Indonesia akan lebih besar dari negeri Kanguru itu pada 2022.

Mengingat jarak antara ukuran ekonomi Australia, Spanyol, dan Rusia tidak seberapa (hanya US$80 miliar), bukan tidak mungkin dalam lima tahun Indonesia lebih besar dari Rusia, apalagi kalau harga minyak dan gas alam tidak juga meningkat. Ketergantungan Rusia terhadap minyak dan gas bagi perekonomiannya jauh lebih besar dibandingkan Indonesia.

Karena kita dalam posisi mengejar negara lain yang lebih besar, maka lebih masuk akal membandingkan data dengan 15 besar ekonomi dunia. Seperti pembaca ketahui, memang Indonesia hanya kalah dari China dan India di kelompok negara besar, karena mereka tumbuh masing-masing 6,8% dan 5,7%.

Agar tumbuh lebih cepat, tentu saja para pembaca mengetahui komponen penting PDB yaitu konsumsi rumah tangga, investasi/pembentukan modal dalam negeri, pengeluaran pemerintah, dan ekspor-impor haruslah tumbuh lebih cepat secara agregat. Agar konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor-import meningkat, dibutuhkan tingkat suku bunga yang rendah. Nah, kalau kita bandingkan dengan China dan India, suku bunga acuan dari Bank Indonesia saat ini (4,25%) sesungguhnya sudah sangat kompetitif. Suku bunga acuan di China adalah 4,35%, sedangkan India 6%. Persoalan kita di Indonesia adalah besarnya selisih antara suku bunga acuan Bank Indonesia dengan suku bunga kredit yang ditetapkan oleh bank dan lembaga keuangan. Nanti kita coba liat secara khusus soal ini dalam tulisan berikutnya.

Mengejar negara lain yang lebih besar tentu membutuhkan pembangunan, dan membangun pastilah membutuhkan pinjaman dari dalam dan luar negeri. Tidak ada satupun negara 15 besar di atas Indonesia yang tidak memiliki utang. Yang penting diperhatikan adalah perbandingan antara jumlah utang terhadap PDB itu sendiri dan bagaimana penggunaan utang tersebut.

Menurut data Bank Dunia, saat ini porsi utang Indonesia terhadap PDB mencapai 27,9%, artinya dari PDB sebesar US$932 miliar, jumlah utang kita adalah US$260 miliar atau Rp3510 triliun. Meksiko yang persis di atas kita saat ini memiliki rasio 47,9% dari total PDB atau utang sekitar US$501 miliar. Yang paling tinggi rasio utang terhadap PDB tentu saja Jepang (250%), Italia (132,6%), Amerika Serikat (106%), dan Spanyol (99,4%). Nanti kita akan bahas secara terpisah soal utang ini, karena menjadi salah satu dagangan politisi menjelang Pilpres 2019.

Yang pasti, pemerintah kita sudah dibatasi oleh Undang-Undang untuk tidak berutang terlalu banyak sehingga menjebol batasan defisit 3% dari PDB. Menurut data, posisi defisit anggaran negara kita 2,46% dari PDB, lebih rendah dibandingkan India (3,5%) dan China (3,8%). Yang paling parah tentu saja Arab Saudi yang defisitnya mencapai 17.3% dari GDP atau Brasil (8,9%).

Indikator ekonomi makro lain yang penting adalah kemampuan menekan inflasi. Dalam hal ini, harus kita akui, Indonesia masih harus bekerja keras. Memang benar bahwa inflasi sudah dapat ditekan ke 3,72% (hampir 9% tahun 2013 dan masih di atas 8% tahun 2014), tetapi dibandingkan 15 negara di atas kita, Indonesia hanya lebih baik dari Meksiko (6,35%). Pembangunan infrastruktur yang diharapkan meningkatkan konektivitas antar daerah produsen dan konsumen diharapkan dapat menekan inflasi.

Indikator penting lainnya adalah tingkat pengangguran. Tentu angka untuk Indonesia barangkali tidak bisa dibandingkan dengan negara maju, karena perbedaan komponen dan cara mengukurnya. Bank Dunia menunjuk ke angka 5,33% untuk tingkat pengangguran di Indonesia, yang tentu saja lebih baik dibandingkan Australia (5,5%), Spanyol (17,2%), Brasil (12,6%), Italia (11,2%), Prancis (9,5%), atau bahkan Kanada (6,2%). Tetapi Indonesia harus bekerja keras untuk lebih baik dari China (3,95%) dan India (3,46%).

Tentu saja masih banyak indikator ekonomi lain untuk menentukan dimana posisi Indonesia di dunia saat ini. Masih banyak juga pekerjaan rumah kita, bukan hanya pemerintah pusat, tetapi terlebih di tingkat pemerintah daerah yang menguasai hampir setengah dari anggaran negara.